Amanat.news – Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan ingin menegaskan tentang posisi PAN dalam konteks memposisikan relasi antara agama dan negara. Bahwa relasi keduanya ada hubungan simbiosis mutualistik, saling membutuhkan.

Pendapat itu disampaikan Dosen Ilmu Politik UINSA, Dr. Andi Suwarko, S.Ag, M.Si, saat menjadi narasumber talkshow PAN Jatim PAN Membedah Pidato Kebudayaan Ketua Umum PAN Indonesia Butuh Islam Tengah, Senin (7/2/2022) malam.

“Saya kira melalui pidatonya, Bang Zul ingin menegaskan posisi PAN dalam konteks memposisikan relasi antara agama dan negara ya simbiosis mutualistik, jadi agama dan negara itu posisinya saling membutuhkan,” kata Andi Suwarko.

Andi Suwarko menyebut pidato kebudayaan Zulhas merupakan tradisi baru di kalangan ketua umum parpol. Jika biasanya ketua umum parpol menyampaikan pidato politik, Zulhas memperluas jangkauannya dengan pidato kebudayaan.

“Pidato Zulhas memberikan pesan kepada publik bahwa politik itu tidak hanya menghadirkan kontestasi kekuasaaan, tapi juga menghadirkan nilai-nilai dan gagasan. Saya kira pidato kebudayaan Bang Zul syarat dengan nilai-nilai dan gagasan-gagasan itu,” jelasnya.

Menurutnya, gagasan atau wacara Islam Tengah sebelumnya sudah digulirkan oleh banyak kalangan. Bahkan pada Mei 2018 digelar konferensi ulama sedunia di Bogor. Ada sekitar separuh ulama hadir, separuhnya dari Indonesia. Mereka membahas Islam Tengah atau wasatiyyah.

“Jadi Islam Tengah sesungguhnya menjadi model tentang corak pemahaman dan praktek keberagamaan yang relevan sekaligus akan menjadi solusi terhadap problem-problem global,” paparnya.

Talkshow Jatim Basis PAN membedah Pidato Kebudayaan Ketum PAN Indonesia Butuh Islam Tengah.

Andi mengatakan, pidato kebudayaan Tengah Zulkifli Hasan, berusaha membumikan gagasan Islam Tengah  dalam konteks keindonesiaan. Pidato tersebut akan semakin memperbesar dan memperluas resonansi gagasan Islam Tengah dalam jangka panjang.

“Dalam konteks kebangsaan, Indonesia akan semakin bermartabat dan beradab. Dalam konteks politik akan menghadirkan  politik yang lebih humanis, yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan moralitas,” tegas Andi.

Pada Sabtu, 29 Januari 2022, lalu, bertempat di Perpustakaan Nasional RI, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menyampaikan pidato kebudayaan berjudul ‘Indonesia Butuh Islam Tengah’. Ia membacakan pidatonya di hadapan beberapa tokoh politik, agama, intelektual, pers, dan budayawan.

Menurut Zulhas, Islam Tengah bukanlah sebuah kosep yang baru. Spirit Islam Tengah sudah lama hidup di Indonesia, sejak dilahirkan oleh para pendiri bangsa, terutama para tokoh Islam yang melihat Indonesia secara utuh dan berpegang teguh pada ‘pilihan terbaik’ atau wasathiyyah.

Pandangan dan sikap Islam Tengah ini sampai sekarang terus dihidupkan dan dikembangkan oleh mayoritas pemeluk Islam di Indonesia. Ini merupakan tafsir beragama yang diperlihatkan oleh ormas-ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, Persis, Al-Washliyah, Tarbiyah, dan lainnya.

Ketum PAN Zulkifli Hasan menyampaiakn pidato kebudayaan Indonesia Butuh Islam Tengah di Auditorium PNRI.

“Saya kira, spirit Islam Tengah inilah yang menjadikan Indonesia sebagai negara yang damai, memiliki stabilitas politik yang baik, dan kompatibel pada ide-ide kemajuan,” tegas Zulhas.

Zulhas menyampaikan, spirit Islam Tengah harus menjadi fondasi dan diaktualisasikan kembali dalam tatanan kehidupan sosial hari ini. Lebih jauh, pandangan Islam Tengah harus menjadi jalan politik Indonesia ke depan.

Sebab, Islam Tengah tidak hanya membawa misi ketuhanan, tapi juga misi kemanusiaan. Sudah saatnya bersama-sama membumikan kembali Islam Tengah, menjadikannya perbincangan publik Islam yang utama.

“Islam Tengah merupakan sebuah konsep keislaman dan jalan kebangsaan yang perlu menjadi panduan bagi masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari,” ucap Zulhas. HK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *