Amanat.news – Bertepatan dengan Hari Pahlawan, Sekretaris Fraksi PAN DPRD Jawa Timur, Khulaim Junaidi, berkunjung ke rumah kelahiran Roeslan Abdulgani di Kampung Plampitan, Surabaya, Kamis (10/11/2022). Ia menyebut pejuang yang populer dipanggil Cak Roes itu sebagai ‘tokoh tiga jaman’.

“Jadi Cak Roes ini dikenal dengan istilah ‘tokoh tiga jaman’. Dia berperan besar dalam perang kemerdekaan, menjadi tokoh dalam masa Orde Lama, juga dipercaya Pak Harto saat Orde Baru berkuasa,” jelas Khulaim.

Di rumah yang beralamat di Plampitan VIII No. 26-28, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, itu, Khulaim sempat mengagumi buku-buku koleksi Cak Roes. Khulaim juga menyatakan kebanggaannya terhadap tokoh yang pernah menjadi Menteri Luar Negeri dan Menteri Penerangan masa pemerintahan Presiden Soekarno itu.

Khulaim pantas bangga pada Cak Roes, karena dirinya masih memiliki hubungan darah dengan ketua organisasi Indonesia Muda pada masa penjajahan Belanda ini. Ia mengaku, dalam silsilah keluarga, Cak Roes bisa disebut sebagai kakek buyutnya.

Khulaim dan Cak Roes bertemu dalam garis keturunan Abdul Gani, ayah dari Husain Abdulgani dan Ruslan Abdulgani. Khulaim lahir dari garis keturunan Husain Abdulgani, yang dikenal sebagai ulama di daerah Karangnongko, Mojokerto.

“Husain Abdulgani memiliki dua anak, Muslihah dan Ilyas. Muslihah juga memiliki dua anak, Badriyah dan Abdul Wahab. Badriyah itu ibu saya. Jadi dari silsilah ini saya juga bisa disebut sebagai cicit Ruslan Abdulgani,” jelas Khulaim.

Berbeda dengan Roeslan Abdulgani yang lebih banyak bergerak di dunia politik, Husain Abdulgani memilih mengabdikan hidupnya untuk mengembangkan pendidikan agama. Husain merintis pembangunan masjid dan madrasah di Karangnongko.

“Perjuangan Mbah Buyut Husain membangun madrasah dan masjid ternyata bisa memberi manfaat bagi masyarakat Karangnongko. Sampai-sampai dikunjungi Bung Karno dan Idham Kholid,” ujar Khulaim menyebut presiden pertama RI dan menteri agamanya.

Perjuangan Husain Abdulgani kemudian diteruskan oleh putranya, KH. Ilyas. Madrasah rintisan Husain Abdulgani kemudian bahkan semakin berkembang ketika diasuh oleh cucunya, KH. Husein Ilyas, putra Kiai Ilyas.

Husein Ilyas sekarang dikenal sebagai kiai sepuh yang memilih menjalani hidup sederhana di pondoknya, Ponpes Salafiyyah Al-Misbar, Karangnongko. Ulama yang dikenal dengan panggilan Mbah Yai Khusen ini merupakan kiai sepuh yang disegani dan dihormati.

“Jadi Mbah Yai Khusen ini pak lik (paman, red) saya dari garis Mbah Buyut Husain Abdulgani,” ungkap Khulaim. HK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *