Amanat – Barisan Muda Penegak Amanat Nasional Jawa Timur (BM PAN Jatim) menggelar acara bakti sosial dan buka bersama santri-santri Pondok Pesantren Jauharotul Hikmah yang berlokasi di eks lokalisasi Jarak Dolly, Surabaya, Rabu (5/5/2021).
BM PAN Jatim berharap, kegiatan di ponpes yang dikenal dengan sebutan Ponpes Dolly itu bisa mendatangkan berkah. Serta nilai-nilai positif untuk BM PAN dan induknya, Partai Amanat Nasional (PAN).
“Semoga kedatangan kami ke sini dengan acara buka bersama adik-adik semua, bisa membawa berkah bagi kita semua, terutama bagi kami BM PAN Jatim dan PAN,” ungkap Sekretaris DPW BM PAN Jatim Masdin Nazarrudin, di depan puluhan santri Jauharotul Hikmah.
Kedatangan Masdin dan sejumlah pengurus BM PAN Jatim disambut oleh para ustadz dan ustadzah yang sehari-sehari menjadi pengajar di JH. Sekitar 60 santri anak juga menyambut dan menikmati buka bersama dengan menu buka yang dibawa BM PAN Jatim.
Di akhir acara, Masdin menyerahkan bantuan dana yang diterima oleh Ustadz Abdullah Izzin. Ia berharap Ponpes JH ke depan bisa lebih berkembang dalam usaha memberikan pendidikan agama kepada generasi muda di eks lokalisasi Jarak dan Dolly.
“Mari kita berdoa bersama, setelah ini akan lebih banyak penyumbang dan donator untuk ponpes ini. Sehingga ke depan bisa lebih berkembang dan maju dalam usaha memberikan pendidikan agama di sini,” pungkas Masdin.
Sebagai tambahan informasi, Ponpes Jauharotul Hikmah (JH) beralamat di Putat Jaya IV B Timur/4, Surabaya. Gedung yang digunakan, dulunya adalah wisma tempat para penjaja seks melayani pelanggannya.
Sejak 2008 fungsi wisma tanpa nama tempat adu birahi itu berubah 360 derajat. Sekumpulan anak muda alumni sebuah perguruan Islam setempat, Sekolah Bahrul Ulum, menyulapnya menjadi ponpes.
Saat ini ratusan anak menjadi santri JH. Mereka terdiri dari anak PSK, anak mucikari, anak hasil hubungan gelap, anak pelaku usaha karaoke, dan anak warga sekitar lainnya.
Tiga tahun lalu, di sela safari ke beberapa kota di Jawa Timur, Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, menyempatkan diri menyambangi JH. Saat itu, Zulhas menandaskan bahwa yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya untuk menutup lokalisasi Dolly sudah sangat tepat.
“Itu adalah langkah besar Pemerintah Kota Surabaya untuk memperbaiki peradaban. Sebagaimana kita ketahui bahwa tempatnya maksiat itu adalah sumber kerusakan moral negeri ini. Oleh karena itu kami menolak upaya-upaya untuk menghidupkannya kembali,” tandas Zulhas. HK