Amanat.news – Partai Amanat Nasional (PAN) akan menggelar Simposium Nasional Satu Abad Nahdlatul Ulama di Surabaya, Sabtu (18/2/2023) siang ini. Ketua PBNU dan sejumlah tokoh nasional dijadwalkan hadir dalam acara yang digelar di Hotel Sheraton tersebut.
“Ketua PBNU KH. Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Menag Yaqut Cholil Qoumas, akan hadir sebagai keynote speaker. Ibu Gubernur Jawa Timur, insyaalloh juga akan memberikan kata sambutan,” kata Ketua DPW PAN Jawa Timur, Ahmad Rizki Sadig, Jumat (17/2/2023).
“Sebagai pembicara simposium ada Ustadz Adi Hidayat, cendekiawan Ulil Abshar Abdalla, dan guru besar UIN Syarif Hidayatullah, Prof. Euis Amalia. Kami juga mengundang intelektual dari PP Muhammadiyah, Prof. Hilman Latief dan Prof. Ahmad Najib Burhani,” lanjut Rizki.
Anggota F-PAN DPR RI itu menambahkan, dalam rangkaian simposium nasional tersebut, Zulkifli Hasan sebelumnya menghadiri acara Bisnis Forum Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) di Hotel JW Marriot, Jumat malam. Kemudian hadir di acara Expo NU 2023 yang digelar PCNU Kota Kraksaan, Probolinggo, Sabtu pagi.
“Sebelum simposium, Sabtu pagi Ketum Zulhas akan mengikuti kirab panji dan jalan sehat bersama kyai di Alun-Alun Kraksaan. Salah satunya pengasuh Ponpes Syech Abdul Qodir Jaelani, KH. Hafid Aminuddin dan putranya, Gus Qodir,” ungkapnya.
Rizki menjelaskan, Simposium Nasional Satu Abad Nahdlatul Ulama diselenggarakan DPP PAN dengan DPW PAN Jawa Timur sebagai panitia pelaksana.
Menurut Rizki, gelaran ini merupakan bagian dari cara PAN ikut serta memperingati hari lahir NU yang ke-100. Selain itu juga untuk mengkaji peranan penting dan strategis NU dalam kiprahnya bagi umat dan bangsa.
“Di simposium nanti, kita akan mendiskusikan langkah strategis dan tantangan dalam mendigdayakan Nahdlatul Ulama menjemput abad kedua menuju kebangkitan baru,” kata anggota Komisi I DPR RI tersebut.
Rizki mengatakan, PAN sangat mengapresiasi tema yang dipilih NU dalam memperingati harlah satu abadnya. Yaitu ‘Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan baru’.
“Bagi PAN tema ini sangat sarat dengan makna yang menunjukkan NU sebagai organisasi Islam terbesar akan terus memperluas pengabdiannya dan memperkuat kiprah serta kontribusinya untuk umat dan bangsa,” jelas Rizki.
PAN menilai, NU berperan sangat aktif dalam berbagai isu keumatan di Indonesia. Salah satu isu yang menjadi perhatian NU adalah tentang potensi keterpecahan umat akibat pertarungan politik dan ekstrimisme paham keagamaan.
“NU terus menyuarakan pentingnya memiliki pemahaman Islam Wasathiyah dalam mewujudkan Islam yang rahmatan lil alamin. Ini senada dengan PAN seperti disampaikan Ketum Zulhas saat berpidato tentang Indonesia Butuh Islam Tengah, tahun lalu,” paparnya.
Berkaitan dengan Islam yang rahmatan lil alamin, Simposium Nasional Satu Abad Nahdlatul Ulama juga akan mendiskusikan sinergitas NU dan Muhammadiyah dalam mewujudkannya. Karena sebagai salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah memiliki pemahaman dan keinginan yang sama dalam mencegah keterpecahan umat.
“Sinergitas antara keduanya sangatlah penting dalam menjaga dan merawat persatuan umat dan bangsa,” tegas anggota legislator yang terpilih dari Dapil Jatim VI itu. HK