Amanat.news – Sebatang pohon tanjung kokoh berdiri di halaman masjid yang terletak di Desa Lombang, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, itu. Pohon tanjung yang sangat tua, terlihat dari batangnya yang berlubang digerogoti usia.
Sama seperti pohon tanjung tersebut, masjid tempatnya tumbuh juga berumur sangat tua. Konon masjid yang dikenal dengan sebutan Masjid Kuno Berumbung ini didirikan jauh sebelum Masjid Jami’ Sumenep dibangun.
Menurut salah seorang takmir masjid, Maskur, Masjid Kuno Berumbung dibangun oleh Kiai Jeddir, kakek Adipati Sumenep, Bindara Saod. Ia dibantu oleh tokoh lokal masa itu seperti Ki Darman, Pangulu Sapesen, Pangulu Idris, Pangulu Jabar, Ki Rujal Kofa, dan Kiai Berumbung.
“Kiai Berumbung adalah tokoh yang sangat dihormati di daerah ini,” kata Maskur.
Di serambi masjid terdapat sebuah bedug yang konon dibuat dari batang cabe. Namun daya tarik masjid ini terdapat di puncak atapnya. Puncak atap masjid bukan berbentuk mustaka atau tajuk seperti masjid-masjid umumnya. Tetapi berbentuk sebuah kendi kaca mirip galon besar air mineral.
Uniknya, kendi tersebut selalu terisi air yang terlihat jernih dilihat dari bawah. Meski sedang musim kemarau sekalipun, kendi selalu penuh air.
“Malah kalau musim kemarau airnya tambah. Sebaliknya kalau musim hujan airnya turun,” jelas Maskur.
Banyak yang percaya air di dalam kendi tersebut memiliki khasiat menyembuhkan bermacam penyakit. Karena keunikan dan keanehannya juga membuat banyak orang datang untuk iktikaf di masjid ini.
Terutama pada malam Jumat, banyak orang dari luar daerah datang ke Masjid Kuno Berumbung. Mereka datang karena mendengar kabar bahwa Masjid Berumbung mampu mendatangkan berkah.
“Katanya, mudah terkabul hajatnya,” ungkap Maskur. HK