
Amanat – Salah satu isu yang memainkan peranan penting dalam Pemilu 2024 mendatang adalah pemilih muda. Kaum milenial akan mendominasi dan sangat menentukan wajah Indonesia ke depan.
Proyeksi piramida penduduk Indonesia yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan di tahun 2020 penduduk Indonesia paling banyak berada di rentang usia 20-39 tahun. Sementara jumlah pemilih di usia ini mencapai 44,6%.
Data tersebut menunjukkan, generasi muda akan mendominasi struktur demografi Indonesia di masa depan. Dengan kata lain, preferensi politik pemilih muda akan sangat menentukan.
Anggota DPR-RI milenial dari PAN, Slamet Ariyadi, menyebut bahwa dalam politik, kaum milenial memiliki enam karakter, yaitu: rasional, komunikatif, logis, inovatif, kreatif, dan informatif.

“Rasional karena mereka mempertimbangkan pilihan politik berdasarkan fakta dan data yang ada,” kata Slamet dalam sebuah acara PAN di Surabaya beberapa waktu lalu.
Komunikatif, lanjut Slamet, karena sering terhubung dengan pemberitaan politik di media digital maupun media sosial. Logis karena mempertimbangkan pilihan politik dengan rasio yang dirasa masuk akal.
Inovatif karena menginginkan suatu pembaharuan dalam politik. Kreatif karena memiliki kemampuan untuk menciptakan konten politik yang menarik dan positif.
“Milenial juga berkarakter komunikatif karena memiliki kemampuan untuk menimbang informasi secara baik dan benar,” imbuhnya.
Menurut Slamet, milenial di Indonesia hidup di era reformasi yang lekat dengan demokrasi dan kebebasan berpendapat.
“Mereka melakukan komunikasi politik menggunakan saluran media sosial untuk menyalurkan pendapat,” kata Ketua DPD PAN Sampang itu.
Sebaliknya, mereka mendapatkan informasi politik juga dari media sosial seperti WhatsApp, Youtube, Facebook, Twitter, Instagram, atau Line.
Selain aktif di media sosial, kaum milenial memiliki minat yang besar terhadap games dan teknologi baru. Sayangnya, membahas isu sosial dan politik bukan sebuah hal yang sangat mereka minati.
“Ini menjadi suatu tantangan bagi parpol untuk meningkatkan partisipasi dan kontribusi milenial dalam politik. Jangan sampai mereka merasa apolitik karena tidak dirangkul oleh partai politik atau politisi,” pungkas politisi asli Madura, tersebut. HK