Oleh: Abdullah a.k.a. Cakwo a.k.a. Cak Doel (Wakil Ketua Bakor BM PAN Jawa Timur)

Amanat.news – Kongres ke-VI BM PAN yang diselenggarakan di Bogor Jawa Barat Tanggal 22 februari 2022 menarik untuk mendiskusikan tentang agenda aksi dan strategi gerakan yang menjadi road map dalam periodisasi kepemimpinan BM PAN selanjutnya.

Nampaknya riuh tentang siapa yang menjadi Ketua Umum BM PAN menggantikan Ahmad Yohan sudah jelas. Hanya menghabiskan energi jika kita tetap berdebat tentang perbedaan dari semua Calon Ketua Umum BM PAN.

Ruang Kongres yang menarik sebagai upaya merekonstruksi gerakan BM PAN adalah tentang pembahasan arah agenda aksi dan strategi gerakan BM PAN ke depan.

Wakil Ketua Bakor DPW BM PAN Jatim Abdullah Cakwo.

Dimulai dari sebuah keresahan bahwa di tengah tak terbendungnya pop culture sebagai gerakan melunturkan identitas budaya lokal dan banyak negara sedang mengembangkan Artificial Intelligence (AI) sebagai cara dunia maju merebut ruang-ruang publik.

BM PAN sebagai mercusuar gerakan anak muda tidak boleh terlambat mengisi agenda aksinya dengan beradaptasi pada zaman.

Kenapa begitu? Seringkali gerakan anak muda ditinggalkan oleh kaumnya karena isi agenda aksi gerakkanya sangat tertinggal jauh dengan kebutuhan zaman.

Keresahan berikutnya tentang potret politik bangsa kita di sisi penentu kebijakan. Penelitian Marepus Corner bertajuk ‘Peta Pebisnis di Parlemen:
Potret Oligarki di Indonesia’ menemukan, sebanyak 55 persen anggota DPR merupakan pengusaha yang tersebar di berbagai sektor.

Dugaannya adalah potensi semakin dekatnya relasi kuasa antara pemerintah dan pengusaha. Lahirnya Omnibus Law jadi salah satu dugaan yang nampak di depan mata. Masih banyak potret bermasalah di bangsa ini yang dihasilkan dari koalisi ‘oligarki’.

Lalu apa yang ditawarkan oleh BM PAN sebagai gerakan politik anak muda?
Biaya politik yang sangat mahal, tidak mungkin bisa diikuti oleh anak muda yang hanya bergaji “UMR” atau anak muda yang sedang mengembangkan usahanya di tengah pandemi seperti saat ini.

Momentum Kongres menjadi ruang yang tepat untuk mendudukkan segala keresahan tersebut lalu mencari solusi bersama-sama agar daya tarik kaum muda terhadap BM PAN mampu terjawab dan menghasilkan gerakan nyata yang adaptif dengan zaman.

BM PAN Jawa Timur mencoba mengurai semua keresahan dengan mengusung ide gerakan kolaboratif-pastisipatif sebagai gerakan bersama yang sesuai dengan ciri khas BM PAN yakni “Barisan”.

BM PAN bak ekosistem sosial di mana manusia di dalamnya beraneka ragam latar belakang. Tentu semuanya memiliki potensi masing-masing yang menjadi kekuatan jika digerakkan oleh semangat kolaboratif.

Namun tidak hanya sekedar nomeklatur gerakan jika tidak ada partisipasi dari seluruh kader BM PAN yang mungkin masih “bermadzhab” konflik. Tidak akan ada organisasi yang bisa berdiri dan menjadi besar sendiri. Individualisme dan egoisme hanya akan menjadi pintu gerbang runtuh dan matinya sebuah organisasi

Sementara landasan ini kita Ikrarkan. Selanjutnya ikrar ini akan menghasilkan aksi ketika ruang diskusi itu dibuka dan dimulai.

Salam Barisan!

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *