Amanat.news – DPW PAN Jawa Timur kembali menggelar roadshow pemenangan Pemilu 2024. Di putaran ke-4, yang berlangsung dari 21 hingga 24 Juli 2023, roadshow mengunjungi empat kabupaten di Pulau Madura. Selain konsolidasi internal, PAN Jatim juga membawa misi kebangsaan dengan menemui sejumlah tokoh dan ulama.

“Ini adalah roadshow putaran ke-empat. Kami mengecek kesiapan seluruh DPD PAN di Madura paska pendaftaran Bacaleg, sekaligus memberikan motivasi, menyamakan cara kerja di lapangan supaya kita bisa satu kata satu hati menggapai mimpi mewujudkan Jatim Basis PAN,” jelas Ketua DPW PAN Jawa Timur, Ahmad Rizki Sadig.

Selama roadshow di Madura, Rizki didampingi beberapa kader PAN asal Pulau Garam. Di antaranya Ketua Harian DPW PAN Jatim Achmad Rubaie, Wakil Ketua DPW PAN Jatim Malik Effendy, dan anggota Fraksi PAN DPR RI dari Dapil Madura, Slamet Ariyadi.

Seperti tiga putaran roadshow sebelumnya, selain melakukan konsolidasi partai, jajaran PAN Jatim juga berkunjung ke kepala daerah. Di Pamekasan, rombongan PAN Jatim dijamu oleh Bupati Baddrut Tamam, di Sumenep diterima oleh Bupati Achmad Fauzi.

Selain itu, jajaran PAN Jatim juga bersilaturahmi ke beberapa tokoh agama dan ulama setempat dari dua organisasi Islam terbesar. Sampai di Madura kemarin, Roadshow Jatim Basis PAN yang dimulai sejak awal Juni lalu total sudah mengunjungi 23 Pengurus Cabang NU dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah.

Di hadapan bupati, tokoh agama, dan ulama, Rizki Sadig menegaskan kembali tentang wajah dan gaya baru Partai Amanat Nasional. Menurut Rizki, penampilan baru PAN tersebut didasari oleh pikiran-pikiran dalam menyikapi kondisi kebangsaan saat ini.

“Partai Amanat Nasional, khususnya PAN Jawa Timur sepakat melihat bahwa kondisi kebangsaan akhir-akhir ini sedang tidak baik-baik saja. Potensi adu domba merajalela. Khusus umat Islam, bahkan saling mengkafirkan dan membid’ahkan,” kata Rizki Sadig.

Menurut Rizki, ada beberapa elemen dan organisasi yang mengatasnamakan ulama dan agama berusaha keluar dari pondasi awal berdirinya NKRI. Padahal NU dan Muhammadiyah, dua organisasi yang sejak awal ikut berperan dalam mendirikan NKRI, tetap setia kepada republik yang dipelopori berdirinya ini.

“NU dan Muhammadiyah sudah lahir sebelum republik ini berdiri. Tonggak berdirinya NKRI berasal dari ulama-ulama yang ada di dua organisasi ini. Maka bila ada yang ingin mengganggu NKRI, ini yang harus disikapi bersama,” lanjut Rizki.

Terakhir, Rizki berharap partai yang dipimpinnya bisa terus berkolaborasi dan bergotong royong dalam kebaikan bersama NU dan Muhammadiyah, serta masyarakat luas. Sinergi seperti inilah yang diperlukan dalam membangun bangsa di tengah-tengah adanya upaya-upaya pemecah belahan.

“Mudah-mudahan kita bisa bersatu, bersinergi, ber-wata’awanu alal birri wattaqwa. Bisa saling bergotong royong dan menjadikan diri kita sebagai pribadi-pribadi yang bermanfaat. PAN melalui jalur politik, NU dan Muhammadiyah melalui jalur sosial kemasyarakatan,” pungkas Rizki. HK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *