Amanat.news – Sholat ternyata mengandung nilai-nilai dari lima sila dalam Pancasila. Karena itu, seorang muslim yang mengerjakan sholat, ia otomatis telah mengamalkan Pancasila dan mendukung semboyan ‘NKRI harga mati’.
Pernyataan tersebut disampaikan anggota Fraksi PAN DPRD Jawa Timur, Khulaim Junaedi, saat berceramah dalam peringatan Isra Miraj di Masjid Baitul Hidayah, Dusun Klanggri, Sidokerto, Buduran, Sidoarjo, Sabtu (26/2/2022).
“Hikmah sholat di samping ta’aruf dengan Allah, juga bisa menyehatkan jasmani dan rohani. Selain itu, sholat mengandung lima sila Pancasila. Sehingga orang Islam yang sholat, berarti sudah mengamalkan Pancasila dan otomatis NKRI harga mati,” papar Khulaim.
Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, kata Khulaim, jelas terlihat karena sholat adalah cara untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian sholat membawa makna sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab, karena menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan saling tenggang rasa.
“Buktinya, dalam sholat ada doa yang maknanya mendoakan antar sesama. Juga diakhiri dengan salam ke kanan dan ke kiri meskipun kita tidak kenal siapa sebelah kita,” jelas Khulaim.
Selanjutnya, bagaimana gerakan sholat yang kompak tanpa melihat siapa imamnya, menggambarkan sila ketiga, Persatuan Indonesia. Jamaah sholat, semua bersatu mengikuti imamnya meskipun tidak mengenalnya bahkan mungkin ada makmum yang tidak cocok dengannya.
Dalam sholat juga terdapat musyawarah mufakat sebagai wujud sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Musyawarah mufakat dimaksud adalah dalam menentukan siapa imam, siapa muazin, dan siapa pelantun iqomah.
“Sehingga tidak royokan, rebutan, karena sudah ditunjuk dan disepakati sebelumnya,” ujar wakil rakyat yang terpilih dari Dapil Jawa Timur II (Kabupaten Sidoarjo) tersebut.
Kemudian, sholat juga menempatkan orang atau jamaah dalam derajat yang sama. Tidak membedakan antara jamaah satu dengan yang lain. Ini lah yang disebut adil seperti dalam sila kelima, Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Setinggi apapun pangkatnya, sekaya apapun dirinya, kalau terlambat datang ya hanya dapat shof di belakang,” ucap Khulaim.
Selain Khulaim, peringatan Isra Miraj di Masjid Baitul Hidayah juga diisi pengajian oleh KH. Husain Ilyas, pengasuh Pondok Pesantren Salafiyyah Al-Misbar, Karangnongko, Mojokerto. Peringatan dan pengajian Isra Miraj tersebut sekaligus dalam rangka peresmian Masjid Baitul Hidayah.
“Dan masjid ini disiapkan untuk jamaah sholat karena selain pahalanya 27 derajat seperti jihad fisabilillah, juga bisa menangkal paham radikalisme. Karena itu tadi, mengandung nilai Pancasila dan otomatis menjunjung NKRI harga mati,” pungkas Khulaim. HK.