Amanat.news – Paguyuban Bekam Amanat Nasional (PBAN) bertekad untuk terus memberikan pelayanan kepada masyarakat. Butuh dukungan dari DPW PAN Jawa Timur karena aktivitas PBAN juga membawa nama besar PAN.

“Seperti sebelum pandemi, kami berencana untuk kembali rutin mengadakan bakti sosial ke masyarakat. Mungkin setiap bulan baksos, tempat berpindah-pindah,” kata Bendahara PBAN, Sunaemi kepad Amanat.news, Senin (8/11/2021).

Minggu (7/11/2021), PBAN mengadakan bakti sosial atau pelayanan kepada masyarakat bertempat di Masjid Al Qohar, Pulosari, Surabaya. Dua puluh tiga terapis dari bermacam pengobatan, seperti gua sha (terapi pijat giok), bekam, fasdu, totok jari, dan kiropraksi, terlibat dalam baksos.

Mereka melayani antusiasme masyarakat yang berdatangan ke masjid di dekat komplek Kodam V Brawijaya itu. Seharian, dari pukul 09.00 sampai pukul 16.00, para terapis PBAN melayani sekitar 50 orang yang datang dengan berbagai keluhan kesehatan.

“Namanya juga bakti sosial, tentu tidak kami pungut biaya. Tapi ada saja yang memberi sukarela. Katanya kalau nggak memberi nanti nggak sembuh sakitnya,” ungkap Sunaemi.

Bakti sosial tersebut, kata Sunaemi, menjadi bakti sosial pertama setelah vakum hampir dua tahun karena pandemi. Sebelum Pandemi Covid-19, terakhir kali PBAN melakukan pelayanan masyarakat di Balasklumprik, Surabaya.

Menurut Sunaemi, selain karena Pandemi Covid-19 yang membuat aktivitas terbatasi, PBAN vakum dari beberapa kegiatan juga karena ditinggal pengurusnya. Delfri Yusransyah, ketua, pindah ke Palangkaraya. Sugeng Hariono, sekretaris sekaligus motor organisasi, meninggal dunia.

Selain itu, peralihan kepengurusan DPW PAN Jawa Timur, yang selama ini menjadi tempat bernaung PBAN banyak berpengaruh terhadap aktivitas mereka. Bahkan karena dinamika di PAN Jatim ini banyak rumor yang mengatakan PBAN akan dibubarkan.

“Rumor tersebut, terus terang membuat saya dan teman-teman yang selama ini turut berjuang membesarkan PBAN menjadi gelisah. Sayang kalau benar mau dibubarkan,” imbuhnya.

Sunaemi, mewakili para pengurus PBAN, berharap keberadaan PBAN tetap diakui oleh DPW PAN Jatim. Pengakuan tersebut, yang bentuknya bisa berupa surat keputusan (SK), akan membuat PBAN terlindungi dan rasa tenang dalam melakukan aktivitas.

“Kalau ada SK, kami bisa tenang, ada yang melindungi. Karena kami juga berjuang di masyarakat, memberi pelayanan, dan kemana-mana kami membawa nama PAN,” kata Sunaemi.

Sepeninggal Delfri Yusransyah dan Sugeng Hariono, PBAN telah melakukan konsolidasi. Disepakati memilih Mohtar Hadi Sanjaya sebagai ketua dan Abu Bakrin Sidik sebagai sekretaris. Nama-nama ini telah diajukan dalam surat permohonan SK ke DPW PAN Jatim, Agustus lalu.

“Kami tetap berupaya agar PBAN tetap berjalan. Sebelum meninggal, Pak Sugeng pernah berpesan agar PBAN tidak ditinggalkan. PBAN sudah jadi, sayang kalau ditinggalkan,” tandas Sunaemi. HK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *