Amanat.news – Isu politik identitas telah menyebabkan tumbuhnya pandangan negatif terhadap santri pondok pesantren. Tak sedikit yang berpandangan santri itu anti demokrasi dan nasionalisme. Padahal santri memiliki peranan penting dalam mengawal demokrasi.
Hal itu disampaikan anggota Fraksi PAN DPRD Jawa Timur, Moch. Aziz, saat memberi sambutan dalam acara sosialisasi wawasan kebangsaan, Minggu (30/1/2022). Acara yang digelar di Aula MA Darussalam, Pakong, Modung, Bangkalan, itu diikuti oleh kalangan mahasiswa dan santri.
“Kenapa pentingnya sosialiasi wawasan kebangsaan dan kenapa hari ini saya memilih pesantren, karena hari ini di luaran sana sedang tren yang anti demokrasi, artinya bahwa hari ini bangsa kita sedang tidak baik-baik saja, bangsa kita ada yang mencoba mengganggu dengan politik identitas,” kata Aziz.
Menurut Aziz, saat ini sedang ramai tentang isu-isu anti demokrasi. Ada yang berupaya mengganggu negara ini dengan politik identitas. Yaitu politik yang mencirikan kesukuan, golongan, aliran agama tertentu, dan sejenisnya.
“Bahkan beberapa tahun belakangan ini marak juga yang namanya khilafah, yang anti demokrasi dan lain sebagainya,” ujar legislator yang terpilih dari Dapil Jawa Timur XIV (Madura Raya) itu.
Isu-isu yang menyudutkan Islam itu akhirnya juga membawa pandangan negatif kepada para santri yang sedang belajar di pondok pesantren. Banyak yang melihat santri sebagai kelompok yang anti demokrasi dan lain-lain.
“Karena ada beberapa kasus di luar sana dari saudara-saudara kita umat Islam, seolah-olah hari ini Islam ini dibenturkan dengan demokrasi, Islam dibenturkan dengan nasionalisme,” ungkapnya.
Selain Aziz, beberapa pembicara juga memberi pemaparan tentang peranan santri dalam mengawal demokrasi. Ada Ketua KPUD Bangkalan, Zainal Arifin, S.H.,M.H, dan pemerhati sosial politik, Mohammad Fauzi, S.Ag., S.IP., M.Si.
“Hari ini kita ingin materi tentang bagaimana sih partisipasi santri ke depannya, dalam mengawal proses demokrasi. Kenapa santri karena selama ini banyak orang berpandangan bahwa santri itu anti dengan demokrasi,” jelas Aziz. HK