Amanat.news – DPW PAN Jawa Timur meyakini bakal pecah telur di daerah pemilihan kawasan tapal kuda pada Pemilu 2024 mendatang. Keyakinan tersebut lantaran bergabungnya gus pesantren sebagai calon legislatif PAN. Optimisme bertambah lantaran PAN memiliki hubungan baik dengan ceruk Nahdliyin.
Hal itu disampaikan Ketua DPW PAN Jatim, Ahmad Rizki Sadig dalam sajian wawancara eksklusif di Studio Tribun Jatim Network, Selasa (4/7/2023). Dalam wawancara yang dipandu Pemimpin Redaksi Tribun Jatim Network, Tri Mulyono itu, Ahmad Rizki Sadig menegaskan PAN sekarang bertransformasi menjadi partai terbuka.
Ahmad Rizki Sadig tak memungkiri semua partai politik di Jawa Timur mendekati kalangan pesantren. Namun PAN merasa beruntung lantaran beberapa caleg yang dimiliki PAN merupakan keluarga langsung dari kiai pesantren terkemuka.
“Ini merupakan terobosan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Rizki seperti diberitakan TribunJatim.com, Selasa (4/7/2023).
“Kalau selama ini kita berkunjung ke pondok lalu minta dukungan tapi calonnya tetap dari PAN. Kalau yang sekarang calonnya dari mereka sendiri,” tambah Rizki Sadig.
Dia memberi contoh dua caleg DPR RI yang merupakan representrasi gus pesantren untuk DPR RI. Yakni, nama Gus Syaiful Nuri yang merupakan merupakan menantu dari KH Fuad Nurhasan, pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan.
Lalu, ada nama Gus Ahmad Abdul Qodir yang merupakan putra KH Hafidz Aminuddin, pengasuh Ponpes Syekh Abdul Qodir Jaelani Probolinggo. Gus Qodir juga menantu dari Alm KH Nawawi, pengasuh Ponpes Sidogiri sebelumnya.
Bergabungnya tokoh dari dua pesantren terkemuka tersebut menambah optimism PAN untuk pecah telur.
Apalagi, selain nyaleg di DPR RI, sejumlah keluarganya juga maju di DPRD Jatim hingga DPRD kabupaten. Dia optimis, PAN bisa mendapat kursi.
“Selama partai ini berdiri belum pernah dapat kursi dari Dapil ini. Tapi, insyaallah pada Pemilu 2024 bisa menghasilkan kursi,” jelasnya.
Lebih jauh Ahmad Rizki Sadig menanggapi hasil sejumlah lembaga survei terkait elektabilitas partainya jelang Pemilu 2024.
Beberapa waktu lalu, lembaga survei sempat memotret tingkat keterpilihan PAN, bisa membuat partai tersebut kesulitan menembus ambang batas parlemen. Namun, belakangan PAN dinilai sudah memiliki kecenderungan naik.
Bagi Ahmad Rizki Sadig, pihaknya sudah belajar dari lima kali edisi pemilu sejak tahun 1999. Biasanya, setahun jelang pemilu elektabilitas PAN dari hasil survei masih berada di kisaran dua persen. Hal itu disadari lantaran party id atau keterpilihan PAN atas nama partai belum terlalu kuat pada pemilu sebelumnya.
“Tapi kenyataannya hasil pemilunya selalu lima besar. Baru yang kemarin aja kita terjerumus ke delapan besar,” tambahnya.
Sementara dia yakin untuk pemilu mendatang, PAN memiliki modal elektabilitas yang sangat kuat. Salah satunya, karena kinerja Zulkifli Hasan, Ketua Umum PAN yang saat ini juga menjadi Menteri Perdagangan RI.
Bergabungnya Zulhas ke kabinet pada pertengahan tahun lalu juga berefek positif pada pengenalan partai di masyarakat.
Di sisi lain, Ahmad Rizki Sadig optimis lantaran PAN sekarang lebih terbuka dan menggandeng banyak pihak termasuk NU. Dia menyambut positif pernyataan terbuka Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf saat hadir pada kegiatan Simposium Nasional Satu Abad Nahdlatul Ulama yang digelar PAN di Surabaya, Februari 202 lalu.
Saat itu, Gus Yahya, sapaan KH Yahya Cholil Staquf, menyatakan, kaum Nahdliyin tidak haram coblos PAN. Hal tersebut menjadi modal optimism PAN Jatim.
“Dari awal 2023, survei yang ada sudah mulai bergerak merangkak. Bahkan ada yang menyebut sudah 5 persen. Kami syukuri, karena ini belum mengandalkan kerja caleg,” tandasnya. HK