
Amanat.news – Ketua Fraksi PAN DPRD Jawa Timur, Husnul Aqib, menyatakan membangun Baldah Thayyibah bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Ia mengajak seluruh umat berperan aktif mewujudkan tatanan kehidupan berbangsa yang didasarkan pada kebaikan.
Husnul Aqib menyatakan itu merespon Kajian Ramadhan 1446 H yang diadakan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur. Kajian dengan tema “Baldah Thayyibah: Refleksi untuk Negeri” ini digelar di Dome Universitas Muhammadiyah Lamongan, Sabtu (8/3/2025).
“Tema yang diusung sangat relevan. Bahwa membangun Baldah Thayyibah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat,” kata Husnul Aqib kepada amanat.news, Minggu (9/3/2025).
Sekretaris DPW PAN Jatim itu lantas mengajak seluruh umat turut berperan aktif dalam mewujudkan tatanan kehidupan yang dicita-citakan. Yaitu kehidupan yang berlandaskan nilai-nilai Islam, persatuan dan keadilan, demi kemajuan bangsa dan negara.
“Semoga semangat dan hikmah dari kajian ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua dalam membangun Indonesia yang lebih baik,” harap Aqib.
Kajian Ramadan 1446 H PWM Jatim menghadirkan sejumlah tokoh dan akademisi sebagai pembicara. Antara lain Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Syafiq Mughni yang hadir mewakili Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M. Si.
Kemudian ada Ketua PP Muhammadiyah Dr. M. Saad Ibrahim, M.A, dan cendekiawan muslim Prof. Din Syamsuddin, M.A., Ph.D. Ada pula Ketua PWM Jawa Timur Dr. dr. Sukadiono, M.M, Gubernur Jawa Timur, Dr. Khofifah Indar Parawansa, M.Si, dan lain-lain.
Prof. Dr. Syafiq Mughni menekankan Baldah Thayyibah bukan hanya sekadar konsep teologis, tetapi juga cita-cita bersama dalam membangun masyarakat yang berkeadaban. Ia mengatakan bahwa Muhammadiyah berkomitmen untuk mewujudkan Baldah Thayyibah.
”Sebuah negeri yang baik dan mendapat ampunan Allah. Ini bukan sekadar retorika, tetapi harus diwujudkan dalam amal nyata melalui pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan sosial,” ujar Syafiq Mughni.
Prof. Din Syamsuddin dalam kajiannya, mengupas konsep Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafur. Konsep ini menggambarkan negeri yang makmur dengan masyarakat berakhlak mulia serta dilimpahi keberkahan.
“Negara yang memiliki sumber daya alam yang kaya raya dan sumber daya manusia yang berakhlak mulia, akan menjadi negeri yang subur dan makmur,” ujarnya.
Mengenai Indonesia, Prof Din menyebut masih jauh dari perwujudan nilai-nilai Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafur secara nyata. Meski secara normatif negeri ini mencerminkan nilai-nilai tersebut.
”Namun, pada kenyataannya, kondisi kita masih jauh panggang dari api,” tegasnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan kajian Ramadhan yang diselenggarakan oleh PWM Jatim memiliki peran strategis dalam mengonsolidasikan gerakan persyarikatan, pemikiran, serta program-program ke depan.
“Saya sudah lebih dari 10 kali mendapat kesempatan diundang dalam kajian Ramadhan PW Muhammadiyah Jawa Timur. Dulu bahkan bisa berlangsung hingga dua hari. Ini bukan sekadar kajian tetapi pertemuan strategis yang multifungsi,” ujar Khofifah seusai acara seperti dikutip Antara.
Menurut Khofifah, kajian tersebut memberikan berbagai penguatan baik secara intelektual, institusional, maupun individual. Dirinya menekankan pentingnya forum semacam ini dalam membangun kebersamaan.
“Saya merasa forum ini bukan hanya ajang diskusi, tetapi juga momentum penting untuk menyatukan langkah ke depan,” tuturnya. HK