Amanat.news – Partai Amanat Nasional merupakan kekuatan inklusif yang bisa berdiri di tengah untuk mempertahankan Pancasila dari tarikan kiri maupun kanan. Karena itu, jika PAN terkonsolidasi dengan baik maka kader-kadernya pun bisa mengawal Pancasila dengan baik pula.
Pernyataan itu disampaikan anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PAN, Prof. Dr. Zainuddin Maliki, dalam Sosialisasi 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Lamongan, Sabtu (24/4/2022). Hadir dalam acara ini Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, Sekretaris DPW PAN Jawa Timur yang juga Wakil DPRD Lamongan, Husnul Aqib, serta kader-kader PAN se-Lamongan.
“Kalau Partai Amanat Nasional terkonsolidasi dengan baik, maka kader-kader PAN akan bisa mengawal Pancasila dengan baik, karena partai yang berdiri 23 Agustus 1998 ini merupakan kekuatan inklusif yang bisa berdiri di tengah mempertahankan Pancasila dari tarikan kiri maupun kanan,” tegasnya.
Legislator yang terpilih dari Dapil Jatim X (Lamongan – Gresik) tersebut menegaskan bahwa Pancasila harus terus dikawal. Pasalnya masih ada kekuatan ekstrim untuk melemahkan fungsi dan peran Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ekstrem kiri berusaha melemahkan Pancasila untuk diganti dengan ideologi Marxisme Leninisme yang menganggap agama sebagai candu. Penganut ideologi sekuler pun juga merasa tidak nyaman dengan Pancasila yang menomorsatukan dimensi Ketuhanan. Sedangkan ekstrim kanan ingin mengubah menjadi chauvinisme agama.
“Dengan segala cara ekstrim kiri, kanan dan kelompok sekuler itu mencoba melemahkan Pancasila, antara lain dengan cara menumbuhkan prasangka antar elemen bangsa,” terang Zainuddin.
Munculnya prasangka, mudahnya menebar permusuhan dan rasa kebencian antar elemen bangsa yang beredar marak di media sosial membuat situasi bangsa tidak kondusif.
“Prasangka, rasa permusuhan dan kebencian itu menggerogoti akar kebangsaan dan berpotensi melemahkan upaya kita membangun nation-state yang kuat,” ungkap mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya ini.
Menurut Zainuddin, tumbuhnya kerelaan hidup bersama masyarakat yang datang dari berbagai latar belakang suku, ras maupun agama yang berbeda adalah sebuah keniscayaan jika ingin menjadi sebuah negara bangsa yang kuat.
Maka, patut disyukuri bahwa para pendiri bangsa berhasil membuat sebuah kesepakatan secara nasional dengan menetapkan Pancasila sebagai ideologi negara.
“Melalui ideologi Pancasila yang telah disepakati bersama, menjadikan seluruh elemen bangsa dapat dipersatukan sehingga kita punya modal membentuk sebuah negara bangsa yang kuat,” kata Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur ini. HK