Amanat.news – Paguyuban Bekam Amanat Nasional (PBAN) menggelar pelatihan ilmu pengobatan fasdu, Minggu (14/5/2023). Sekitar 40 peserta mengikuti kegiatan yang digelar di Rumah PAN Jawa Timur, Jalan Darmokali 5-C, Surabaya.
Bendahara PBAN, Sunaemi, menjelaskan, para peserta berasal dari Surabaya, Sidoarjo, Jombang, dan Madura. Sebagian besar dari mereka adalah para terapis pengobatan tradisional, khususnya fasdu.
“Kegiatan ini sebenarnya ajang kami berbagi ilmu kepada masyarakat, istilahnya sedekah ilmu. Khususnya untuk para terapis fasdu,” kata Sunaemi.
Dalam pelatihan yang diadakan di aula lantai 3 Rumah PAN Jatim itu, mereka mendapat pendalaman ilmu fasdu dari Yoyok Suwandi. Yoyok merupakan pengobat tradisional yang pernah menjadi perawat di Australia, kemudian mengembangkan praktek fasdu di Surabaya dan Jombang.
Selain mendapat tambahan ilmu, melalui pelatihan yang digelar dari pagi hingga sore tersebut para peserta juga mendapat sertifikat pelatihan. Sehingga kemampuan pengobatan mereka lebih diakui oleh masyarakat.
“Untuk sertifikat ini kami bekerjasama dengan LPK Kabaja Sidoarjo,” imbuh Sunaemi.
Untuk mengikuti pelatihan dan mendapatkan sertifikat terapis, PBAN mengenakan biaya yang cukup murah. Setiap peserta hanya diminta membayar Rp. 200 ribu. Sangat murah dibanding biaya pelatihan serupa yang umumnya mencapai Rp. 800 ribu sampai Rp. 1 juta.
“Bisa murah karena tidak harus membayar biaya tempat. Jadi uang pembayaran sekadar pengganti makan minum dan cetak sertifikat. Trimakasih kepada PAN Jatim yang untuk kesekian kali mempersilahkan ruangan ini kami pakai,” papar Sunaemi.
Sebagai tambahan informasi, terapi fasdu atau al-fashdu bertujuan untuk mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh. Dalam praktiknya al-fashdu dilakukan dengan menyayat kulit serta penusukan pembuluh darah menggunakan jarum infus.
Darah dengan BJ (berat jenis) tinggi akan mengalir keluar terlebih dahulu, lalu diikuti dengan darah BJ normal. Darah dengan berat jenis tinggilah yang dianggap darah kotor. HK