Amanat.news – Dari 3 nama bakal calon (balon) ketua DPW BM PAN Jawa Timur yang akan berlaga di Muswil VI, Roki Wardoyo pantas disebut sebagai kuda hitam. Namanya tidak terdengar sama sekali di awal, namun langsung diperhitungkan begitu ia mendaftarkan diri.
Dibanding 2 balon lain, Abdullah ‘Cak Wo’ dan Hairul Anwar, nama Roki kurang dikenal, bahkan di internal BM PAN Jatim sendiri. Apalagi dengan beberapa nama yang sempat meramaikan isu bursa calon ketua, seperti Tom Liwafa atau Adib Muhammad Syarif (Gus Sakti).
“Saya sebenarnya sudah lama di PAN, sudah belasan tahun. Cuma selama ini saya lebih banyak bantu-bantu di bawah, sambil cari pengalaman. Nah, saya rasa sekarang saatnya saya muncul,” kata Roki membuka obrolan dengan amanat.news, Jumat (14/11/2025).
Sebelumnya, orang mengenal Roki sebagai tenaga pendamping salah satu anggota Fraksi PAN DPRD Jawa Timur. Roki juga kerap membantu pencalonan beberapa kader PAN yang bertarung di pemilu legislatif.
Nama Roki mulai berkibar setahun lalu, bukan di BM PAN, tapi di PAN, tepatnya PAN Sidoarjo. Namanya menjadi buah bibir di internal PAN maupun di peta politik Sidoarjo, seiring keberhasilannya menjadi anggota DPRD setempat.
Sebuah keberhasilan yang menegaskan jiwa petarungnya dan semangat yang tidak gampang patah meski pernah mengalami kegagalan. Istilah kuda hitam pun disematkan kepadanya, sebagai sosok yang tidak diperhitungkan, akhirnya muncul sebagai pemenang.
Kesuksesan Roki memenangkan kontestasi di Pileg 2024 memang di luar prediksi banyak orang. Ia harus berkompetisi dengan caleg-caleg incumbent, termasuk di internal partai, dan caleg-caleg yang mendapat sokongan dana dan politik melebihi dirinya.
Kegagalan di ajang yang sama 5 tahun sebelumnya rupanya menjadi pelajaran berharga bagi Roki. Saat itu, 5500 lebih suara pribadinya tidak cukup untuk mengantarkan dirinya duduk di kursi DPRD Kabupaten Kediri.
“Saya banyak belajar dari kegagalan di 2019 itu. Sudah berjuang sekuat tenaga, dapat suara pribadi yang lumayan gede, tapi gak jadi. Apa yang salah dengan strategi saya?,” ucap Roki.
Mau belajar dari kegagalan, tidak gampang patah karena gagal, dan selalu berjiwa petarung itu yang ia harapkan juga dimiliki oleh kader-kader muda PAN. Ini lah yang mendasari pikirannya untuk ikut berkompetisi memperebutkan kursi ketua BM PAN Jatim di Muswil nanti.
Arek Sidoarjo kelahiran 1986 ini, mengaku senang dan tertantang untuk berkompetisi dengan 2 bakal calon lainnya. Menurutnya, kompetisi semacam ini akan melahirkan kader maupun pemimpin partai yang bermental kuat dan loyal.
“Anak muda itu ya harus terus bergerak dan berjuang, tidak boleh berhenti di zona nyaman. Makanya harus siap berkompetisi, siap bertarung. Karena cara ini justru akan membuat kita bermental kuat dan setia pada organisasi,” papar Roki.
Laki-laki yang gampang akrab dengan siapa pun ini kemudian menjelaskan komitmennya jika terpilih sebagai ketua DPD BM PAN Jatim. Roki akan mendorong setiap DPD BM PAN yang ada di 38 kota/kabupaten menjadi ujung tombak pemenangan bagi PAN.
Dalam upaya itu, pertama ia akan berusaha agar BM PAN Jatim diberi kesempatan untuk ikut menata daerah pemilihan di seluruh Jawa Timur. Tempat pemungutan suara (TPS) menjadi fokus utamanya.
“Sebenarnya ini kan wacana lama, BM PAN harusnya yang mengurus soal saksi. Tapi di beberapa pemilu itu tidak terwujud. Nah, nanti saya ingin ini benar-benar terealiasi, BM PAN bergerak untuk mewujudkan 1 TPS 1 relawan,” jelasnya.
Kedua, ia akan mendorong kader-kader BM PAN, khususnya Ketua DPD BM PAN, ikut bertarung di pemilu legislatif. Terutama untuk mengisi dapil-dapil yang saat ini kosong, sesuai program 1 dapil 1 kursi yang diusung Ketua DPW PAN Jatim, Ahmad Rizki Sadig.
“Harapannya, semua Ketua BM PAN menjadi petarung semua, untuk mengisi dapil-dapil kosong. Ini juga untuk mewujudkan tagline Jatim Basis PAN yang digagas Mas Rizki, bahwa PAN ingin memiliki minimal 1 kursi di setiap dapil,” pungkas Roki. HK/Habis
