
Amanat.news – Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, Dr. Suli Da’im, SM., S.Pd., MM, menegaskan komitmennya untuk mengawal perlindungan perempuan dan anak. Ia menilai, perempuan dan anak merupakan kelompok yang rentan dari tindak kekerasan.
Penegasan itu disampaikan Suli Da’im saat studi banding bersama Komisi E DPRD Jawa Timur ke Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DI Yogyakarta, Selasa (4/3/2024). Kunjungan ini juga diikuti beberapa OPD Pemprov Jatim seperti DP3AK, Dinas Pendidikan, dan Dinas Sosial.
“Saya pribadi juga akan berkomitmen untuk mengawal perlindungan perempuan dan anak di Jatim melalui peraturan daerah, mengingat kelompok ini adalah kelompok rentan yang sering menjadi korban kekerasan,” kata Suli Daim.
Suli Da’im menyoroti konsep kolaborasi lintas instansi yang dilakukan DP3AP2 DIY dalam perlindungan perempuan dan anak. Dalam kapasitasnya sebagai anggota legislatif, ia ingin kolaborasi seperti ini diterapkan di Jawa Timur.
“Saya rasa ini harus kita terapkan juga di Jatim bagaimana Pemprov DIY dapat mengorkestrasi berbagai elemen dalam wadah FPKK (Forum Perlindungan Korban Kekerasan, red) sehingga pemerintah dapat memberikan perlindungan lebih optimal,” lanjut anggota Fraksi PAN tersebut.
Kunjungan Komisi E DPRD Jatim diterima langsung oleh Kepala DP3AP2 DIY, Erlina Hidayati Sumardi. Suli Da’im yang ditunjuk sebagai pimpinan rombongan dalam sambutannya menyampaikan tujuan kunjungan kerja tersebut.
“Terimakasih banyak Bu Kadis telah menerima kami, kunjungan ini dalam rangka studi literasi penyempurnaan naskah akademik Perda tentang Perlindungan Perempuan dan Anak Di Jawa Timur,” ucapnya.
Suli Da’im juga menyampaikan beberapa alasan pemilihan DP3AP2 DIY sebagai lokasi kunjungan. Di antaranya DP3AP2 DIY telah mencapai semua target di 2024, mulai dari penurunan stunting, penurunan angka kekerasan, hingga program pemberdayaan dan peningkatan kemandirian perempuan.
“Selain itu, setelah saya pelajari dan baca-baca ternyata DP3AP2 ini memiliki totalitas dalam mendampingi korban, memfasilitasi layanan kesehatan, trauma healing dan pendampingan hukum,” ujar Suli.
“Terakhir yang saya baca, DP3AP2 melakukan pendampingan kasus kekerasan berupa penyiraman air keras yang dialami mahasiswa di Yogyakarta” imbuh Wakil Ketua DPW PAN Jatim itu.

Menanggapi sambutan Suli Da’im, Kepala DP3AP2 DIY, Erlina Hidayati Sumardi, mengkungkapkan tentang FPKK yang menjadi program unggulan lembaganya. Forum ini terdiri dari beberapa instansi mulai Rumah Sakit, UPT PPA/P2TP2A, dan LSM, sehingga memudahkan penanganan kekerasan, dari pencegahan hingga respon cepat ketika terjadi kasus.
“Benar apa yang disampaikan Pak Suli, bahwa kami juga memiliki tim ahli dan praktisi psikologis dan advokat professional yang akan mendampingi korban,” kata Erlina.
Dalam sesi diskusi santai, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Jawa Timur, Tri Wahyu Liswati, juga menyampaikan kesannya atas kinerja DP3AP2 DIY. Menurutnya, meski DP3AK telah mengalami banyak capaian, kunjungan tersebut membawa perspektif baru terkait kerja-kerja di dinas yang dipimpinnya.
“Adanya kunjungan ini saya mendapatkan banyak perspektif baru terutama pada tahap penanganan dan pasca penanganan korban. Sehingga nanti ini bisa jadi salah satu bahan penyusunan naskah akademik perda terkait perlindungan perempuan dan anak,” ucap Tri.
Reporter : Ramdhani