
Amanat.news – Anggota Fraksi PAN DPRD Jawa Timur, Husnul Aqib, merasa prihatin dengan kasus hilangnya data eligible 22 siswa MAN 1 Lamongan. Ia meminta pihak-pihak terkait mencari solusi sebaik-baiknya sehingga tidak ada yang dirugikan.
“Saya prihatin dengan kasus ini, bisa merasakan kesedihan yang dialami siswa-siswa itu dan orangtuanya. Makanya mari bersama-sama, terutama untuk pihak-pihak terkait, mencari solusi sebaik-baiknya sehingga tidak ada yang merasa dirugikan,” kata Husnul Aqib, Kamis (6/2/2025).
Husnul Aqib mengapresiasi mediasi yang telah dilakukan antara pihak MAN 1 Lamongan dengan wali murid dan siswa-siswi yang data eligible-nya hilang. Meski belum ada titik temu, menurut Aqib, mediasi tersebut bisa menjadi awal untuk mencari solusi bersama.
Wakil rakyat yang terpilih dari Dapil Jawa Timur XIII (Lamongan – Gresik) itu juga mendukung apabila ada upaya dari MAN 1 Lamongan untuk meminta pihak terkait di pusat untuk membuka akses pendaftaran lagi.
“Insyaalloh kalau upaya ini dilakukan, bisa melegakan siswa-siswi itu. Semoga bisa segera ditindaklanjuti karena SNBP kan sudah mulai pendaftaran,” ujar anggota Komisi A itu.
Terakhir, politisi yang juga menjabat Sekretaris DPW PAN Jatim, berpesan agar kasus hilangnya data eligible itu bisa menjadi evaluasi pihak-pihak terkait. Ini penting agar kasus serupa tidak berulang di kemudian hari.
“Evaluasinya harus menyeluruh, terutama yang berkaitan dengan teknis, pemahaman sistem, dan mungkin juga mengenai sumber daya yang berkaitan dengan memasukkan data,” jelas Aqib.
Seperti banyak diberitakan, kasus hilangnya data eligible 22 siswa MAN 1 Lamongan viral di media sosial. Kasus ini diduga akibat kesalahan pihak sekolah yang memasukkan data pada saat sudah memasuki tenggat waktu.
Gara-gara kesalahan tersebut, siswa-siswi berprestasi tersebut terancam kehilangan kesempatan emas untuk masuk perguruan tinggi negeri lewat Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Padahal sudah sejak 3 tahun sebelumnya, mulai kelas 10, mereka bekerja keras agar lolos.
Kepala MAN 1 Lamongan, Nur Endah Mahmudah, menjelaskan bahwa permasalahan tersebut sudah ditindaklanjuti secara internal. Pihaknya langsung memanggil seluruh pihak terkait untuk melakukan klarifikasi dan melaporkan hasilnya ke pimpinan.
“Kami memahami kekecewaan anak-anak yang merasa sudah memenuhi syarat eligible. Namun, perlu dipahami bahwa masih banyak jalur lain untuk masuk perguruan tinggi negeri, seperti SNBP, SPAN PTKIN, dan jalur mandiri,” kata Endah. HK