

Amanat.news – Pemprov Jawa Timur terus memberikan perhatian serius terhadap wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang hingga saat ini masih menjadi kekhawatiran besar bagi para peternak. Setidaknya ada 12.934 hewan ternak yang terjangkit, dan dari jumlah tersebut sebanyak 689 ternak mati.
โKami sedang berkoordinasi dan mendorong pemprov untuk melakukan kajian-kajian agar bisa memberikan status darurat terhadap wabah ini. Sehingga bisa melakukan penanganan secara komprehensif. Insyaallah dalam minggu ini sudah ada ketetapan statusnya,” terang Moch. Azis, SH, MH, Wakil Ketua Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur.
Menurut Azis, pihaknya terus berkoordinasi dan mendorong Pemprov Jawa Timur agar sigap mengambil langkah-langkah strategis yang diperlukan agar wabah segera bisa ditangani sebaik mungkin, sehinga tidak memberi dampak yang makin meluas.
โSatgas PMK segera dikoordinasikan ulang agar makin efektif melakukan penanganan, karena memang sejak dibentuk pada 2022 silam, satgas ini memang belum pernah dibubarkan,โ tandas politisi dari Partai Amanat Nasional ini.
Selain pengaktifan Satgas, langkah lain yang tengah dikaji adalah pengaturan distribusi hewan ternak antarwilayah, peningkatan pengawasan di pasar hewan, dan penyediaan vaksinasi massal bagi ternak yang belum terinfeksi.
โVaksin juga tengah dilakukan pengadaan dan pendistribusian. Dilakukan pengadaan ulang karena stok vaksin yang ada sebagian telah kadaluwarsa. Terkait detail penanganan, termasuk soal vaksin, nanti secara detail akan disampaikan oleh satgas,โ terang Azis.
Saat ini, masyarakat dan pelaku usaha di sektor peternakan berharap, dengan adanya status darurat dan pengaktifan kembali Satgas PMK, penanganan wabah dapat dilakukan dengan lebih cepat dan terkoordinasi. Penanggulangan yang efektif sangat penting untuk melindungi populasi ternak, sekaligus meminimalkan dampak ekonomi bagi para peternak dan sektor peternakan secara keseluruhan.
โYang pasti, saat ini Pemprov Jawa Timur yang bersinergi dengan beberapa pihak, terus berupaya mengambil ย langkah-langkah strategis untuk memastikan bahwa setiap potensi penularan dapat diminimalkan dan menekan angka kerugian yang harus ditangggung oleh para peternak di Jawa Timur,โ// cw