Amanat.news – Wilayah Mataraman diprediksi akan menjadi lumbung suara pasangan calon gubernur/wakil gubernur, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak. Di wilayah ini, dukungan masyarakat terus mengalir untuk pasangan nomor urut 2 tersebut.
Anggota FPAN DPRD Jawa Timur, Suli Daim, menyebut, selama lima tahun memimpin, kepemimpinan Khofifah – Emil sangat dirasakan oleh rakyat. Terutama di desa – desa di wilayah Mataraman, mayoritas masyarakat menginginkan Khofifah – Emil bisa kembali memimpin Jawa Timur di periode ke-2.
“Ketika saya turun di sejumlah tempat misalnya Ngawi dan Trenggalek, ke beberapa desa, mayoritas masyarakat ingin Khofifah- Emil dua periode. Ini menunjukkan selama dipimpin keduanya saat periode pertama benar-benar mengena di hati rakyat,” ujar Suli Daim seperti dikutip inilahnews.com, Rabu (25/9/2024).
Wakil rakyat yang terpilih dari Dapil Jatim IX (Magetan, Ngawi, Pacitan, Ponorogo, Trenggalek) itu mengatakan, banyak terobosan Khofifah-Emil yang bisa dirasakan oleh masyarakat khususnya di pedesaaan. Masyarakat desa yang mayoritas hidup sebagai petani dan peternak sudah merasakan hasil kebijakan Khofifah-Emil.
“Khofifah – Emil memiliki komitmen dan upaya-upaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Jawa Timur,” tegasnya.
Suli Daim lantas menyebut beberapa gebrakan yang dilakukan Khofifah di bidang pertanian dan peternakan. Misalnya, ia berhasil mendorong penerapan teknik mekanisasi untuk meningkatkan produksi padi, seperti penggunaan combine harvester dan mesin pertanian modern lainnya. Khofifah juga berhasil meningkatkan produktivitas peternakan, dan ini ditandai dengan penghargaan sebagai provinsi pendukung kegiatan Transfer Embrio (TE) terbaik.
“Dari terobosan untuk masyarakat desa tersebut, era kepemimpinan Khofifah-Emil berhasil menurunkan angka kemiskinan ekstrem di Jawa Timur,” jelasnya.
Dalam Deklarasi Kampanye Damai di Tugu Pahlawan, Surabaya, dua hari lalu, Khofifah menunjukkan keberhasilannya bersama Emil selama memimpin Jawa Timur. Khofifah menyebut di awal kepemimpinannya, angka kemiskinan ekstrem berada di angka 4,4 persen. Namun, lima tahun kemudian kondisi itu turun drastis.
“Berkat kerja bersama dan partisipasi masyarakat Jawa Timur yang luar biasa, maka per September 2024 kemiskinan ekstrem di Jawa Timur hampir nol, tepatnya di angka 0,66 persen,” kata Khofifah dalam pidato sambutannya.
Keberhasilan dalam membangun dan mengentaskan kemiskinan di Jatim, kata Khofifah, bukan hanya karena dirinya, tetapi berkat kerja sama dari semua pihak.
“Tidak ada superman, tidak ada superwoman, yang ada adalah super team. Kita semua adalah tim yang bersama mengantarkan suksesnya pembangunan di Jatim,” ucap Khofifah. HK