Amanat.news – Banjir yang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Sumenep belakangan ini semakin mengkhawatirkan. Anggota Komisi I DPRD Sumenep, Hairul Anwar, meminta Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) segera turun tangan.
Menurut Hairul, sudah saatnya BRIDA melakukan riset mendalam terkait penyebab utama terjadinya banjir. Ia menilai, sebagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), BRIDA memiliki posisi strategis untuk melakukan kajian mendalam.
“Kita butuh road map yang konkret dan berbasis data untuk mengatasi persoalan ini. Hasil riset BRIDA bisa menjadi pijakan ilmiah bagi pemerintah daerah,” kata Hairul kepada wartawan di Gedung DPRD Sumenep, Selasa (20/05/2025).
Legislator Fraksi PAN itu menilai penanganan banjir di Sumenep selama ini masih bersifat reaktif dan belum menyentuh akar masalah. Sudah saatnya Pemerintah Daerah melakukan penelitian secara komprehensif agar mendapat solusi yang tepat dan terukur dari hulu hingga hilir.
“Jangan lagi solusi jangka pendek. Kewajiban BRIDA memberikan hasil riset ke Bupati untuk dijadikan dasar kebijakan penanganan banjir. Itu tugasnya,” lanjut Hairul.
Banjir melanda daerah perkotaan dan pedesaan di Kabupaten Sumenep pada 13 dan 14 Mei lalu. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menyatakan banjir terjadi akibat kombinasi beberapa faktor.
Menurut BPBD, curah hujan tinggi dan bertepatan dengan pasang air laut, yang memperparah kondisi genangan di sejumlah wilayah kota. Sampah yang menyumbat saluran air membuat banjir semakin parah.
“Banjir tidak hanya disebabkan oleh curah hujan dan pasang laut, tetapi juga karena saluran air banyak yang tersumbat sampah. Ini memperlambat aliran air dan menyebabkan genangan meluas,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sumenep, Ach. Laili Maulidy, Selasa (20/5/2025). HK
